Inovasi Pemkab Ende Dalam Memanfaatkan Sampah, Bahkan Dijadikan Bahan Bakar PLTU

Inovasi ini sangat membantu Dinas Lingkungan Hidup dalam mengelola dan mengurangi volume sampah

WARNANTT -- Ende, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) memanfaatkan sampah menjadi bahan bakar co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Ropa. Kegiatan ini dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup Ende bersama kelompok masyarakat melalui program Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) untuk mencegah polusi udara dari pembakaran sampah.

Sebelum menjadi bahan bakar, sampah diolah menjadi pelet. Caranya, sampah dikumpulkan dalam bak yang kemudian diberikan bio aktivator. Selanjutnya, sampah dijemur sampai kering yang kemudian dimasukan ke dalam mesin pencacah.

Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Flores, Lambok R Siregar mengatakan hanya sampah organik yang diproses menjadi pelet, sedangkan sampah non organik seperti sampah plastik dikelola oleh organisasi Anak Cinta Lingkungan (ACIL) menjadi produk kreatif.

"Inovasi ini diharapkan akan menginspirasi Pemerintah pusat daerah lainnya serta industri untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui pengolahan sampah menjadi bahan baku energi kerakyatan, sebagaimana Bung Karno mendapat inspirasi Pancasila dari Kota Ende," kata Lambok Siregar, Kamis (27/5).

"Inovasi ini sangat membantu dinas lingkungan hidup dalam mengelola dan mengurangi volume sampah," imbuhnya.

Kasubag Penyiapan Rencana dan Program, Dirjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, Sahat Simangunsong mengapresiasi inovasi yang dilakukan di Ende tersebut. Menurut Sahat, sejumlah pengembang energi panas bumi di Tanah Air juga memanfaatkan CSR perusahaan untuk memberdayakan masyarakat lokal.

"Umumnya pengembang panas bumi dekat dengan penduduk di perdesaaan yang terbatas dengan sumber-sumber energi seperti untuk memasak," ujarnya.

Sedangkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Ende, Haris Abdul Madjid menyebutkan setiap hari produksi sampah di Ende mencapai 110 ton, 70 persen dari jumlah itu adalah sampah biomass yang diolah menjadi pelet. "Pelet digunakan sebagai energi kerakyatan dan program co-firing PLTU Ropa," jelasnya.

Untuk mendukung produksi pelet terus berlanjut, Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyerahkan bantuan 1.000 kompor berbahan pelet biomassa kepada masyarakat di Ende. Menurutnya, bantuan itu sekaligus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, serta mendukung penggunaan energi baru terbarukan di rumah penduduk.


sumber: meddiaindonesia.com

(OL-15/&/tim/warnantt/qf)

Baca Juga
أحدث أقدم

Editor's Choice

Jangan Lewatkan
Selalu Update Info Terkini
Follow This Blog
Ikuti Updetan Kami di GoogleNews

Simak breaking news dan berita pilihan dari WARNANTT di link "waranntt.blogspot.com". Klik https://warnantt.blogspot.com/ "Bae Sonde Bae, Tanah Timor Lebe Bae" !!!


Halaman Utama