WARNANTT -- JAKARTA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membeli produk lokal ketimbang produk impor, meskipun harga yang dijual lebih mahal.
Menurut Jokowi, belanja produk dalam negeri melalui e-katalog dapat menciptakan nilai tambah, membangkitkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, dan efisien.
Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk membeli produk impor, walaupun harga lebih murah. "Alat mekanik yang impor harganya Rp22,9 juta, dalam negeri harganya Rp28 juta, beli tetap yang produk dalam negeri," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/6).
"Jangan alasan lebih murah yang impor, enggak. Terpaut (harga) sedikit tetap beli yang produk dalam negeri," tegas Jokowi.
Ia menggarisbawahi belanja pemerintah pusat dan daerah saat ini masih didominasi produk impor. Total belanjanya tembus Rp722,88 triliun. Sedangkan, realisasi belanja produk dalam negeri hanya mencapai Rp180,72 triliun.
Padahal, ia menilai dari belanja produk impor itu terdapat produk substitusi produksi dalam negeri yang bisa menggantikannya.
Ia juga mengatakan pembelian produk dalam negeri dapat memicu investasi dari peningkatan kapasitas produksi pabrik, hingga perluasan lapangan kerja.
"Kalau ada pabrik kecil yang biasanya melayani kapasitas 1.000, karena ada pesanan dari pemerintah pusat 10 ribu, mau tidak mau dia akan ekspansi memperluas pabriknya, maka memperluas industrinya, pasti juga tambah tenaga kerja," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh mengatakan dari sampel pengujian atas 853 produk impor yang dibelanjakan, sebanyak 560 produk atau sekitar 66 persen harganya lebih murah dibanding produk dalam negeri.
"Untuk belanja produk impor yang dikarenakan tidak ada produk lokal pengganti, perlu segera didorong pengembangan industri lokal terkait," tandas Yusuf.
[CNN]
(berbagai sumber/tim.warnantt/qf)