Pejabat Keuangan Barat Meninggalkan Pertemuan G20 saat Rusia Bicara

WARNANTT -- LONDON, Para pejabat tinggi keuangan dari Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada keluar dari pertemuan G20 pada Rabu, (20/4/2022) ketika perwakilan Rusia berbicara, kata menteri keuangan Inggris Rishi Sunak, yang mengungkap perpecahan semakin dalam atas kehadiran Rusia yang berkelanjutan di badan tersebut.

Pejabat Ukraina yang hadir juga keluar dari pertemuan pejabat tinggi keuangan dari 20 ekonomi terbesar dunia, menurut sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.

"Sebelumnya perwakilan saya, bersama dengan rekan-rekan AS dan Kanada meninggalkan pertemuan G20 hari ini di Washington saat delegasi Rusia berbicara," kata Sunak di Twitter.

 "Kami bersatu dalam kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia."

Wakil Menteri Keuangan Rusia Timur Maksimov menghadiri pertemuan tersebut secara langsung, sementara Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov dan gubernur bank sentral Rusia bergabung secara virtual, kata sumber kedua.

Kementerian keuangan Rusia tidak menyebutkan pemogokan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan. Kementerian mengutip Siluanov yang menyerukan G20 untuk tidak mempolitisasi dialog antara anggota dan menekankan bahwa pengelompokan itu selalu berfokus pada ekonomi.

Dia juga mengeluhkan efek merusak dari sanksi Barat, kata pernyataan itu.

"Aspek lain dari krisis saat ini adalah merusak kepercayaan pada sistem moneter dan keuangan internasional yang ada," katanya.

"Keamanan cadangan internasional dan kemungkinan perdagangan bebas dan transaksi keuangan tidak lagi dijamin."

Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan Rusia harus disalahkan atas perlambatan pertumbuhan global, inflasi yang tinggi dan masalah rantai pasokan.

"Rusia harus diisolasi," katanya kepada wartawan.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada para hadirin bahwa dia sangat tidak setuju dengan kehadiran seorang pejabat senior Rusia dalam pertemuan itu, dua sumber mengatakan kepada Reuters.

Satu sumber menambahkan bahwa Yellen mengatakan kepada para peserta bahwa tidak ada business as usual bagi Rusia dalam ekonomi global, menggemakan pesannya kepada Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati, yang pemerintahannya memimpin kelompok G20 tahun ini. Indrawati akan mengadakan konferensi pers pada Rabu (20/4/2022).

Yellen bergabung keluar dari pertemuan antara lain bersama gubernur bank Inggris Andrew Bailey dan Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland.

Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mendesak Maksimov untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada Moskow, untuk mengakhiri perang di Ukraina, kata salah satu sumber.

Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral bertemu di sela-sela konferensi semi-tahunan yang diadakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Washington, dengan topik utama perang Ukraina, ketahanan pangan, dan pemulihan berkelanjutan dari pandemi virus corona.

Yellen berencana untuk memboikot dua sesi G20 tentang arsitektur keuangan internasional dan keuangan berkelanjutan, ujar salah satu sumber. Meskipun pejabat Departemen Keuangan mengatakan dia akan bergabung dalam diskusi tentang dampak perang Ukraina terhadap ekonomi global.

Para pemimpin keuangan dari sejumlah negara Eropa berencana mengikuti langkah tersebut sebagai protes atas invasi Rusia.

Freeland, yang merupakan keturunan Ukraina dan telah membuat permohonan berapi-api atas nama negara, berencana untuk "memboikot setiap sesi di mana Rusia mencoba untuk berbicara," kata seorang pejabat pemerintah Kanada.

Freeland, yang juga wakil perdana menteri Kanada, mengatakan dia keluar dari pertemuan pleno G20 untuk memprotes partisipasi Rusia.

"Pertemuan minggu ini di Washington adalah tentang mendukung ekonomi dunia dan invasi ilegal Rusia ke Ukraina merupakan ancaman besar bagi ekonomi global," katanya di Twitter. Ia menambahkan bahwa Rusia tidak boleh berpartisipasi.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva pada Rabu (20/4/2022) mengakui ini adalah "momen sulit" bagi G20, sebuah forum yang telah memainkan peran kunci dalam mengoordinasikan perang melawan COVID-19 dan menanggapi krisis keuangan 2008-2009.

Namun dia bersikeras bahwa kerja sama melalui forum akan terus berlanjut.

"Jelas ada fakta yang sangat, sangat meresahkan yang harus kami tangani," kata Georgieva.

"Tetapi kami juga menyadari betapa saling ketergantungan kami... Dan sangat jelas bahwa kerja sama harus dan akan terus berlanjut." (*)


(berbagai sumber/tim.warnantt/qf)

Baca Juga
Previous Post Next Post

Editor's Choice

Jangan Lewatkan
Selalu Update Info Terkini
Follow This Blog
Ikuti Updetan Kami di GoogleNews

Simak breaking news dan berita pilihan dari WARNANTT di link "waranntt.blogspot.com". Klik https://warnantt.blogspot.com/ "Bae Sonde Bae, Tanah Timor Lebe Bae" !!!


Halaman Utama