WARNA-NTT, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan bahwa sebanyak 10 kecamatan di Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini berstatus awas terkait bencana kekeringan meteorologis. Kabar ini disampaikan oleh Kepala Stasiun Klimatologi NTT BMKG, Rahmattulloh Adji, di Kupang pada Kamis (13/7/2023).
Peringatan ini terkait dengan situasi kekeringan meteorologis di wilayah NTT. Sepuluh kecamatan tersebut terdiri dari Elar di Kabupaten Manggarai Timur, Rote Barat dan Rote Barat Laut di Kabupaten Rote Ndao, Wanokaka di Kabupaten Sumba Barat, Mamboro dan Umbu Ratu Nggay di Kabupaten Sumba Tengah, serta Haharu, Kahunga Eti, Kota Waingapu, dan Pandawai di Kabupaten Sumba Timur.
Adji menjelaskan bahwa ke-10 kecamatan tersebut telah mengalami kurang dari 61 hari tanpa hujan, dengan peluang kejadian di atas 70 persen. Oleh karena itu, warga di wilayah-wilayah tersebut diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana kekeringan, yang dapat menyebabkan kelangkaan air bersih akibat kekurangan pasokan air tanah.
Selain itu, kekeringan juga berdampak pada sektor pertanian yang bergantung pada hujan, serta meningkatkan potensi kebakaran. Adji menambahkan bahwa saat ini, seluruh zona musim di NTT telah memasuki periode musim kemarau.
Prakiraan cuaca menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di NTT akan mengalami curah hujan yang sangat rendah (kurang dari 20 milimeter/dasarian) dengan peluang kejadian di atas 70 persen.
"Dalam menghadapi ancaman bencana kekeringan, perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Kewaspadaan sangat penting," ujar Adji.
(berbagai sumber/tim.warnantt)