WARNANTT -- BORONG, Penderitaan warga sebelah Wae Musur, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, setiap tahunnya terus terjadi saat musim penghujan tiba.
Pada Jumat (1/7) sore, warga dari Desa Lidi kembali bertaruh nyawa di kali Wae Musur.
Mereka menggotong keranda jenazah seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil dari desa itu di tengah arus banjir kali Wae Musur.
Warga Desa Lidi, Teo Pamput, mengungkapkan, mereka menggotong jenazah itu karena kendaraan tak bisa melintasi banjir kali Wae Musur.
"Beliau pensiunan PNS, meninggal di RSUD Ben Boi Ruteng tadi malam. Tadi kita terpaksa gotong jenazahnya pakai kayu untuk bisa lewat kali," ungkap Teo saat dihubungi, Jumat sore.
Ia mengaku, langkah warga yang menggotong jenazah almarhum, penuh hati-hati. Sebab, arus sungai begitu deras.
Bahkan di bagian tertentu, mereka harus tercebur karena sungai cukup dalam.
"Puji Tuhan, warga bisa gotong jenazah almarhum lewati arus sungai dengan aman," ujarnya.
Teo berharap, kondisi itu bisa membuka mata Pemda Manggarai Timur dan Pemerintah Pusat untuk bisa memperhatikan infrastruktur menuju wilayah sebelah Wae Musur.
"Tiap tahun begini terus. Kalau ada yang mati di rumah sakit, selalu digotong pakai kayu saat lewat di kali Wae Musur. Kapan berakhirnya penderitaan warga sebelah Wae Musur ini," ujarnya dengan nada kesal.
Untuk diketahui, setiap banjir terjadi, kali Wae Musur menjadi momok yang menakutkan bagi ribuan warga di 3 desa sebelah hilirnya kali Wae Musur.
Hingga kini, kerinduan warga akan infrastruktur jembatan di Kali Wae Musur tak kunjung terjawab.
(berbagai sumber/tim.warnantt/qf)