WARNANTT -- KUPANG, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat menjelaskan, video ketegangan dirinya dengan sejumlah masyarakat di Desa Kabaru, Kabupaten Sumba Timur. Dia mengungkapkan, untuk mengejar kesejahteraan masyarakat tidak hanya dengan mengandalkan APBD. Sehingga seluruh aset yang ada harus dimanfaatkan agar perekonomian lebih baik.
"Saya tidak tertarik dengan video atau segala macam itu, persoalan kita adalah jika investasi kita di NTT tidak berjalan maka untuk mengejar kesejahteraan, dengan hanya mengandalkan APBD semata. Sehingga aset-aset yang ada harus dimanfaatkan," katanya di Kupang, Kamis (2/12).
Menurutnya, tidak ada satu daerah pun yang berhasil dengan investasi rendah, apalagi dengan situasi pandemi Covid-19 seperti ini. Bahkan NTT merupakan salah satu provinsi yang tidak terlalu diminati oleh para investor.
"Oleh karena itu kita harus kreasikan seperti perizinan harus cepat, kepastian hukum atas tanah yang harus tepat dan konflik-konflik sosial seperti itu tidak harus ada. Karena itu akan menjadi hambatan bagi investor yang akan masuk," ungkapnya.
Viktor mengungkapkan, lahan yang dimaksud tersebut awalnya dibawa oleh mantan bupati Sumba Timur Almarhum Umbu Mehang Kunda, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi pertanian.
"Waktu itu beliau merupakan satu-satunya orang NTT yang menduduki jabatan Ketua Komisi di DPR RI. Dia menjelaskan saya bahwa daerah ini daerah yang bagus, peternakannya bagus tapi tidak ada yang kerja tidak ada yang bantu. Maka dari itu beliau minta saya untuk urus waktu itu, sehingga saya menjadi gubernur dan saya teringat," jelasnya.
Saat dialog berlangsung ada beberapa pemuda yang menyatakan Almarhum Umbu Mehang Kunda tidak ada urusan soal lahan di sana, membuat amarah Viktor tersulut karena dinilai telah menghina seniornya yang sangat dihormatinya.
"Saya marah dia karena dia menghina senior, seorang Umbu, yang saya kenal hidupnya yang diabadikan untuk Pulau Sumba. Itulah cinta Almarhum Umbu Mehang Kunda untuk Sumba, dan waktu itu dia minta saya untuk terlibat. Saat saya menjadi gubernur dan teringat akan omongan beliau itulah saya gembira dan saya mau bangun daerah itu," tegasnya.
Dia menambahkan, di seluruh Indonesia belum ada rens sapi yang dilakukan oleh salah satu perusahaan yang memiliki lahan seluas seribu hektar dengan desain terbaik, sehingga ketika dilihat seperti di New Zealand, Darwin dan lain-lain.
"Sehingga jika bicara tentang peternakan sapi, kita mempunyai peradaban yang sama dengan negara-negara lain. Nah karena saya lihat mereka punya sapi-sapi yang bagus, maka saya sebagai pemerintah tidak mungkin kerja sendiri pasti gagal,” terangnya.
“Maka saya menyampaikan kepada teman-teman dinas, untuk kerja sama dengan perusahaan itu karena mereka sudah mendapatkan izin dari Kemenko Marves ini yang punya lahan PT PN 14, itu juga kerja sama dengan asia bif 6000 hektar sekian jadi tambah dengan mereka-mereka berarti 7000 hektar kalo tambah provinsi 500 hektar, maka 7500 hektar menjadi pusat breeding di NTT berada di Sumba Timur," tambah Viktor.
Dia menegaskan, dirinya keras bukan karena tidak suka masyarakat, melainkan keras jika pembangunan itu dihambat.
"Kalo beliau bilang itu tanah ulayat, dari dulu Almarhum Umbu Mehang Kunda masih ada pun tidak pernah ada yang ribut, bahkan kita masuk keluar mau buat apa disitu pun tidak ada yang ribut. Sampai dengan tempat itu sudah ada, bahkan sapi yang ada itu saya perintahkan untuk bagikan kepada masyarakat disekitar situ dan semua dibagi," ungkapnya.
Menanggapi isu keterlibatan anaknya dalam rencana proyek itu, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, jika anaknya berhubungan baik dengan siapa saja dan belajar tentang kerja dan sebagainya menjadi hal yang baik.
"Kecuali dia datang di kantor gubernur dan meminta fee terhadap proyek-proyek yang ada, itu anak yang tidak benar, orang tua tidak benar Namun jika mendorong anak untuk investasi teterhadap sesuatu yang orang NTT pun tidak mampu lakukan, yang tidak usah bicara," tutup Viktor.***
Artikel ini juga tayang di merdeka.com dengan judul "Penjelasan Viktor Laiskodat Soal Adu Mulut dengan Warga Sumba Timur"
(berbagai sumber/tim.warnantt/qf)