Tragedi di TTS: Anak Tujuh Tahun Meninggal Akibat Gigitan Anjing Rabies

Tragedi di TTS: Anak Tujuh Tahun Meninggal Dunia Akibat Gigitan Anjing Rabies

WARNA-NTT, KUPANG -- Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan (TTS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah melaporkan kematian seorang anak tujuh tahun setelah mengalami serangan anjing yang terjangkit rabies. Setelah menjalani perawatan intensif di RSUD So'e, korban akhirnya meninggal dunia.

"Korban meninggal dunia pada pukul 01.15 WITA dini hari tadi di RSUD So'e," ungkap dr. Ria Tahun, Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Selatan, ketika dihubungi dari Kupang, NTT, pada Rabu (28/6/2023).

Kejadian ini terkait dengan penyebaran kasus rabies yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan meningkatnya jumlah korban yang meninggal akibat gigitan anjing rabies.

Menurut Ria, anak berusia tujuh tahun tersebut digigit pada 23 April 2023 saat sedang berlibur di rumah kakek dan neneknya di Desa Oelet, Kecamatan Amanuban Timur.

Tragedi di TTS: Anak Tujuh Tahun Meninggal Dunia Akibat Gigitan Anjing Rabies
Bekas gigitan anjing rabies. (ANTARA/Ho-Intan Nuka)

Kronologis yang diterima menyebutkan bahwa korban sedang berlari mendahului neneknya menuju rumah setelah mandi. Tiba-tiba, anjing tersebut menggigit korban di bagian paha sebelah kiri dan mencakar bagian punggungnya. Nenek korban hanya mengompres lukanya dengan air panas dan mengolesi minyak kelapa sebagai tindakan pertolongan pertama.

"Setelah digigit, korban sempat demam selama tiga hari, tetapi kemudian demamnya mereda. Oleh karena itu, korban kembali ke Kota So'e dan kembali bersekolah. Di sekolah, guru membantu mengobati luka korban dengan alkohol hingga mengering setelah empat minggu," jelas Ria.

Namun, gejala rabies mulai muncul pada 19 Juni 2023. Korban merasakan sakit di pinggang kiri dan perut, mengalami demam, kejang, mengigau, serta kesulitan tidur. Meskipun telah mendapatkan pijatan, kondisi korban tidak kunjung membaik. Akhirnya, pada 25 Juni 2023, korban dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan gelisah, sulit minum air, tidak dapat makan di sore hari, menggigil ketika terkena angin, dan mengalami keluarnya air liur secara terus-menerus.

"Anak ini digigit anjing pada bulan April dan saat itu belum diketahui bahwa itu adalah gigitan anjing rabies. Selain itu, korban juga tidak segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin," tambahnya.

Ria juga menyebutkan bahwa dari lima orang korban yang meninggal dunia setelah digigit anjing rabies, semuanya terlambat mendapatkan vaksinasi karena mereka menganggap gigitan itu hanya sebagai hal biasa.

Oleh karena itu, Ria berharap agar masyarakat patuh terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Bupati Timor Tengah Selatan, yaitu mengikat dan mengandangkan anjing yang belum divaksinasi sebagai langkah pencegahan.


(berbagai sumber/tim.warnantt/qf)

Baca Juga
Previous Post Next Post

Editor's Choice

Jangan Lewatkan
Selalu Update Info Terkini
Follow This Blog
Ikuti Updetan Kami di GoogleNews

Simak breaking news dan berita pilihan dari WARNANTT di link "waranntt.blogspot.com". Klik https://warnantt.blogspot.com/ "Bae Sonde Bae, Tanah Timor Lebe Bae" !!!


Halaman Utama