WARNANTT -- SPORT, Dalam beberapa tahun terakhir, kelas tertinggi di Kejuaraan Dunia Balap Motor, MotoGP, makin sarat teknologi canggih nan rumit.
Sejumlah inovasi berupa peranti-peranti elektronis hingga fairing untuk membantu aerodinamika terus diperbaiki setiap tahun.
Temuan-temuan baru ini telah memperpendek jarak di antara pabrikan. Alhasil, gap hanya 0,1 detik pun akan membuat perbedaan besar di sesi seperti kualifikasi. Ujungnya, balapan bakal makin ketat namun berat bagi para pembalap.
Sebagai salah satu pembalap sarat pengalaman di MotoGP musim ini, Marc Marquez (Repsol Honda) jelas mampu membedakan seperti apa situasi kelas premier saat ini dibandingkan, misalnya, saat ia melakukan debut pada 2013.
Pembalap asal Spanyol itu pun menggarisbawahi,
Bila pertunjukan untuk penonton aksi saling balap alias Overtaking, makin hari bakalan semakin sedikit !!!~ editorial/Tim.WARNANTT
Penonton tidak peduli bila seorang pembalap mampu lebih cepat hingga 0,5 detik sekalipun. Mereka yang menyaksikan langsung di tribune maupun penonton di rumah hanya ingin menyaksikan banyaknya overtaking di MotoGP.
Marquez membuat comeback spektakuler pada MotoGP Amerika di Circuit of The Americas (COTA), Austin, pada 10 April lalu. Sempat tercecer di posisi belakang, juara dunia MotoGP enam kali (2013, 2014, 2016-2019) tersebut mampu finis P6 di COTA.
Namun saat seorang pembalap siap bersaing di kelompok depan, ia akan sangat sulit untuk melewati lawan. Utamanya saat pembalap di depan mereka tidak membuat kesalahan.
“Dengan motor-motor saat ini, pembalap harus sangat agresif bermanuver untuk melewati lawan. Dengan peranti-peranti seperti ini (misal ride height adjuster) hingga komponen aerodinamika, kini benar-benar sulit melewati lawan,” ucap Marquez.
Pada balapan terakhir di Sirkuit Bugatti, Le Mans, Prancis, dua pekan lalu, Marc Marquez mampu finis P6. Namun, itu tidak lepas dari terjatuhnya duo pembalap Suzuki Ecstar dan Francesco “Pecco” Bagnaia (Ducati Lenovo).
Isu yang dilontarkan Marc Marquez ini juga sudah pernah didiskusikan Komisi Keselamatan MotoGP beberapa waktu lalu. Tetapi, memang sangat sulit untuk menemukan solusinya. Pasalnya, sejumlah solusi yang muncul kerap berbenturan dengan upaya penerapan teknologi di MotoGP.
Jika tetap dipaksaiakn, dikhawatirkan MotoGP justru mengambil langkah mundur. Hal tersebut sulit dilakukan karena pengembangan yang dilakukan pabrikan di MotoGP selalu difokuskan pada bagaimana mendapatkan tenaga yang lebih besar dari mesin.
“Publik tidak pernah menyadari saat Anda 0,5 detik lebih cepat atau lebih lambat daripada lawan. Mereka hanya ingin menyaksikan banyaknya overtaking,” kata Marc Marquez.
“Masalahnya, jika pembalap di depan tidak membuat kesalahan, rasanya hampir mustahil bagi Anda untuk melewatinya,” lanjut Marc.
Sampai tujuh balapan yang sudah digelar musim ini, Marc Marquez belum sekalipun mampu naik podium. Dengan hasil finis terbaik di P4, Marc Marquez kini berada di peringkat ke-10.
Dengan koleksi 54 poin dan menjadi pembalap Honda dengan peringkat terbaik saat ini, Marquez tertinggal hingga 48 poin dari juara dunia yang tengah memimpin klasemen MotoGP, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP).
(berbagai sumber/tim.warnantt/qf)