WARNANTT -- Kupang, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang mencatat selama kurun waktu 1 sampai 20 Mei 2021 di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya telah terjadi 110 kali gempa bumi.
Pengamat Stasiun Geofisika Kupang Tri Umaryadi Wibowo mengatakan, gempa bumi terjadi merupakan hal yang biasa karena adanya pelepasan energy dan jika selama beberapa tahun tidak terjadinya gempa bumi maka akan memicu gempa yang lebih besar.
“Gempa itu kan merupakan akumulasi dari energy jadi ketika terjadi pertumbukan antar lempeng akan menimbulkan energy dan gempa yang bagus itu ya sebenarnya yang sering terlepas energinya. Jadi yang menumpuk beberapa tahun itu kalau tidak terjadi gempa, itu yang akan memicu gempa yang besar,” Kata Tri Umaryadi Wibowo Kepada RRI di ruang kerjanya, Selasa (25/5/21).
Sementara itu Anggota Komisi V DPRD NTT Anna Waha Kolin mengatakan, Pemerintah melalui BMKG selama ini sudah melakukan pengamatan dan menyampaikan hal-hal soal kebencanaan kepada masyarakat.
Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Bocah 11 Tahun Tenggelam Selama 20 Jam Dalam Kondisi Selamat
“Kita sangat mengharapkan persoalan-persoalan soal kebencanaan khususnya BMKG sudah memposting dan rilis jadi tinggal bagaimana di eksekusi oleh Pemerintah kepada Masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab negara terhadap masyarakat NTT dan perlu kesiap siagaan yang di lakukan masyarakat lebih dini menghadapi bencana,” Kata Anna Waha Kolin.
Pemerintah mengharapkan setiap informasi yang sudah di rilis oleh BMKG masyarakat juga mesti berperan dengan memperhatikan semua peringatan yang dikeluarkan baik soal gempa dan badai.
sumber : RRI
(Chanda Saba/CA dikutip oleh tim/warnantt/qf)