Pandemi Covid-19 dan Badai Seroja Adalah Tantangan Dunia Pendidikan di NTT

WARNANTT -- KUPANG, Rektor Universitas Kristen Arta Wacana (UKAW) Kupang DR. Ir. Ayub Urbanus Imanuel Meko dan Dekan FKIP UKAW Kupang DR. Andreas Johanis F. Lumba menuturkan, pandemic covid-19 yang melanda dunia sejak Maret 2020 dan Badai Seroja yang memporak-porandakan Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 04-05 April 2021, menjadi tantangan kepada dunia pendidikan agar terus bangkit dan berinovasi.

“Tentunya spirit yang kami bangun adalah bahwa hari pendidikan nasional itu setiap tahun kita rayakan. Tetapi sangat menarik kali ini karena kita merayakan ditengah situasi pandemic covid-19 dan juga dampak badai seroja yang saat ini kita masih membenah diri. Tentu ini sebuah tantangan besar dalam pengelolaan pendidikan,” tutur Doktor Ayub Meko.

Dua orang akademisi Universitas Kristen Arta Wacana (Unkris) Kupang menilai, dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Nusa Tenggara Timur mengalami kemunduran, dan stagnan akibat musibah pandemic covid-19 dan badai siklon tropis seroja.

Menurut Rektor Unkris Kupang Doktor Ayub Urbanus Imanuel Meko, MSi di Kota Kupang, Senin (03/05/2021) dua musibah tersebut adalah tantangan bagi dunia pendidikan.

Akan tetapi Doktor Ayub Meko menegaskan spirit dan semangat kebersamaan dengan slogan bersama kita teguh bercerai kita runtuh harus dimaknai bahwa tidak bersatu secara fisik akan tetapi membangun spirit dan semangat serta komitmen untuk terus memajukan pendidikan.

Doktor Ayub Meko menyarankan dalam kondisi saat ini perlu inovasi dan pandekatan. Semangat merdeka belajar harus diikuti dengan sikap pro aktif semua pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun orang tua dan tenaga pendidik.

“Walaupun kita kesulitan karena diterpa badai dengan adanya pandemic covid maupun badai siklon tropis seroja, tetapi kita mestinya cepat berinovasi untuk menemukan bentuk-bentuk pendekatan yang membuat kita tetap mencapai tujuan-tujuan besar dalam memajukan bangsa. Bagi kita Indonesia tantangan untuk menaikkan indeks pembangunan manusia yang saat ini kesulitan, harusnya seluruh lembaga perguruan tinggi, sebagaimana yang dikumandangkan  dalam tema besar perayaan Hardiknas kali ini, bersama bersinergi segera untuk mewujudkan merdeka belajar, supaya orang bisa keluar dari kesulitan,” tegas Rektor UKW Kupang.

“Kesempatan belajar diberikan seluas-luasnya kepada orang. Karena itu baiklah lembaga tidak berpikir konservatif ortodoks termasuk para penyelenggara, tetapi baiklah kita berpikir secara inovatif, kreativ untuk menemukan cara-cara cepat didalam membangun pendidikan di dalam Bangsa ini. Kesulitan ada, tetapi hikmat Tuhan selalu menyertai kita untuk menemukan jalan keluarnya,” ungkap Rektor Doktor Ayub Meko.

Sementara itu, Dekan FKIP UKAW Kupang Doktor Andreas Johanis F. Lumba juga menegaskan bahwa, dalam kondisi pandemic covid-19 dan upaya pemerintah meningkatkan program pemulihan kesehatan nasional melalui vaksinasi, serta pemulihan masyarakat NTT ditengah Badai Seroja, kita tidak boleh menyerah dengan kondisi yang ada.

Menurut Joni Lumba, kreativitas, inovasi, dan tindakan nyata, harus dilakukan sehingga menurunnya pendidikan selama setahun terakhir kembali dibangkitkan.

“Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi ini. Pendidikan Indonesia menyerah dengan corona, sementara itu NTT menyerah dengan kondisi Badai Siklon Tropis Seroja, maka kita akan mati kedepan. Siap generasi kita kedepan,” tegas Doktor Joni Lumba.

“Pendidikan itu sangat penting. Makanya kita harus bercermin dari Jepang. Bom Atom yang terjadi di Hirosima, saat itu yang ditanyakan pejabat tinggi di Negeri itu, berapa guru yang masih hidup. Itu artinya, guru itu punya peran penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Jangan menyerah dengan kondisi yang ada. Mari kita bangkit bersama, mencari jalan keluar, membuat inovasi-inovasi, sehingga harapan masa depan pendidikan kita akan terjawab,” tegas Joni lebih lanjut.

Doktor Joni Lumba sangat berharap, guru sebagai garda terdepan pahlawan tanpa tanda jasa harus bangkit menjadi penggerak pendidikan tatap muka dengan mengikuti program vaksinasi, sehingga target pendidikan tatap muka yang sudah berjalan di beberapa daerah secara nasional termasuk di Nusa Tenggara Timur akan terus berlanjut, demi mencerdaskan generasi penerus bangsa ini.

Doktor Joni Lumba menegaskan, merdeka belajar tidak sekedar mengandalkan pembelajar on line, tetapi aksi dan tindakan langsung dengan tetap mematuhi protokol covid-19.

Sementara itu, pantauan rri di Halaman Kantor UKAW Kupang pada, Senin (03/05/2021), turut memperingati Hardiknas 2021, UKAW Kupang ikut memperingati melalui upacara bendera yang berlangsung sederhana, dimotori oleh  FKIP UKAW.

Memperingati Hardiknas dimaksud, UKAW juga akan menyelenggarakan sejumlah kegiatan selama sebulan dalam bulan ini, hingga 28 Mei 2021.

Beberapa kegiatan yang dirancang dan akan digelar antara lain dengan tema, Hardiknas Merdeka Belajar, Kampus Merdeka di Masa Pandemi Covid-19 dan Pasca Badai Seroja Siklon Tropis Seroja, Upacara Bendera Hardiknas pada Senin 03 Mei 2021, Webinar dalam bentuk Seri Webinar dan Talkshow yang terdiri dari, Webinar satu oleh UPT Bahasa, Program Studi Biologi, Webinar oleh Laboratorium Biologi, dan Weinar oleh Pendidikan Bahasa Inggris berskala internasional, dan Webinar oleh Laboratorium Mikor Teaching, diakhiri dengan Webinar Nasional sebagai puncak kegiatan UKAW yakni tentang Hardiknas Merdeka Belajar  Kampus Mengajar di Masa Pandemi dan Pasca Badai Seroja di NTT.

Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan membangun semangat pendidikan, walaupun dalam masa sulit ataupun tantangan. Pendidikan harus bangkit, dan UKAW sebagai pencetak tenaga pendidik, terus bergerak mencerdaskan anak bangsa melalui guru yang dikenal dengan semboyan, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. (at/warnantt)

Baca Juga
أحدث أقدم

Editor's Choice

Jangan Lewatkan
Selalu Update Info Terkini
Follow This Blog
Ikuti Updetan Kami di GoogleNews

Simak breaking news dan berita pilihan dari WARNANTT di link "waranntt.blogspot.com". Klik https://warnantt.blogspot.com/ "Bae Sonde Bae, Tanah Timor Lebe Bae" !!!


Halaman Utama