WARNANTT -- Kupang, Memasuki usia sekolah adalah momen penting bagi Ibu dan anak. Supaya transisi dan adaptasi anak ke lingkungan baru lancar dan menyenangkan, yuk simak dulu dua cara mempersiapkan anak masuk ke lingkungan baru:
1. Persiapan Emosional
Kesiapan emosional anak adalah salah satu kunci utama dalam mendaftarkan anak ke lingkungan sekolah, bukan hanya pada usia ataupun kemampuan akademis anak. Semakin siap anak secara emosional, masa transisi juga akan semakin sukses dan mudah.
Dalam pola asuh anak, perhatikan apakah anak sudah menunjukkan ciri-ciri kesiapan emosional berikut ini:
- Tidak mudah menangis, terutama jika harus dipisahkan dari orang tua.
- Tidak harus selalu bergantung pada orang tua atau pengasuh.
- Bisa menyesuaikan diri dengan perubahan rutinitas sehari-hari.
- Mampu bertahan atau konsentrasi pada sebuah aktivitas hingga selesai.
- Cukup antusias saat mengantisipasi aktivitas lain.
- Menunjukkan karakter yang cukup percaya diri dan tidak mudah frustasi.
- Bisa menyampaikan apa yang sedang dilakukan, apa yang tidak dimengerti, dan tahu cara meminta bantuan.
- Secara umum punya sifat cukup independen/tidak temperamental.
Beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mempersiapkan anak secara emosional dalam hal ini adalah:
❖ Pola asuh positif & mandiri
Hindari rasa cemas berlebihan saat harus berpisah dari anak. Ini karena anak akan turut merasa cemas/sensitif dan tidak ingin jauh dari Ibu. Sebaliknya, ajarkan kemandirian seperti menggunakan toilet, memakai pakaian/sepatu tanpa banyak dibantu.
❖ Ajarkan anak cara kelola emosi
Beritahu anak bahwa sangatlah wajar jika ia merasa takut atau tidak ingin berpisah dari orang tua. Namun, perasaan ini hanya sementara karena guru, teman-teman, dan Ibu siap membantu masa transisi ini.
2. Persiapan Fisik/Stamina
Si Kecil akan membutuhkan tenaga dan energi dalam menghadapi aktivitas di sekolah. Untuk mengetahui apakah stamina anak akan bisa mengimbangi kegiatan sekolah, caranya adalah dengan menganalisis jadwal tidur siangnya. Jika anak masih membutuhkan tidur siang panjang, misalnya sekali sebelum siang dan sekali pada siang-sore hari, ini bisa menjadi pertanda anak masih belum siap.
Cara terbaik untuk mengatasinya adalah menggabungkan dua periode waktu tidur siang yang singkat menjadi satu kali saja yaitu pada siang-sore hari. Pastikan juga jam tidur anak sudah tepat dan mencukupi.
Menurut National Sleep Foundation, anak-anak usia 3-5 tahun membutuhkan sekitar 10-13 jam setiap harinya. Anak-anak berusia 6-13 tahun membutuhkan 9-11 jam tidur dan umumnya sudah mampu tidak tidur siang.
Selain itu, fakta yang dimuat dari British Journal of Nutrition, Kompas, Tribunnews, dan Alodokter, 8 dari 10 anak usia sekolah (4-12 tahun) di Indonesia kurang mengonsumsi Omega 3 dalam jumlah yang cukup. Kekurangan nutrisi esensial ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan tingkat kecerdasan yang rendah.
Omega 3 memang memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan otak anak. Cara untuk meningkatkan kecerdasan anak adalah dengan memastikan anak mengonsumsi makanan dengan gizi yang cukup dan seimbang sesuai kebutuhan mereka.
Berikan si Kecil makanan yang mengandung Omega 3 seperti ikan salmon, makarel/kembung, tuna, atau ikan teri. Selain itu, nutrisi penting ini terdapat dalam kacang-kacangan seperti, chia seed, biji rami, kacang kenari, atau kedelai (TKPI dan USDA 2018).
Ibu dapat juga bantu lengkapi nutrisi si Kecil dengan susu yang mengandung Minyak Ikan dan Omega 3. Berikan susu dua kali sehari, pada pagi hari dan malam hari untuk dukung prestasinya di sekolah.
Yuk, pastikan si Kecil siap dan semangat sekolah dengan memastikan persiapan emosional dan fisik/staminanya. Dukung si Kecil jadi Anak Generasi Maju!